Miracle Question — Solution Focused Brief Counselling


Contoh Skrip Konseling Miracle Question — Solution Focused Brief Counselling

Miracle question merupakan teknik utama dalam SFBC. Dengan teknik miracle question ini konseli didorong untuk membiarkan dirinya bermimpi sebagai cara untuk mengidentifikasi jenis perubahan yang paling mereka inginkan.Miracle question memiliki fokus ke masa depan di mana konseli dapat mulai untuk mempertimbangkan kehidupan yang berbeda yang tidak didominasi oleh masalah-masalah masa lalu. Konselor meminta konseli untuk mempertimbangkan bahwa suatu keajaiban membuka berbagai kemungkinan masa depan.

Bradley T. Efford yang dialih-bahasakan oleh Drs. Helly Prajitno  (2015: 37-41) memberi contoh konseling dengan menggungakan teknik ini. Berikut merupakan skrip konseling menggunakan teknik Miracle Question.

MIRACLE QUESTION

Jesse (J) : Serius, saya tidak meilhat ada masalah besar. Saya capek, semua orang ingin mencampuri urusan saya.

Konselor (K): Jadi anda tidak tahu ribut-ribut itu soal apa?

J : Tidak. Seandainya semua orang membiarkan saya sendiri …

K: Anda akan baik-baik saja.

J: Sangat baik, akan tetapi sekarang tampaknya hal itu tidak terjadi, bukan?

K: Tampaknya tidak. (berhenti) Jadi, menurut anda apa yang orang lain anggap masalah besar?

J: “Sikap buruk” saya. Semau merekalah. Ya Tuhan mereka benar-bear mengganggu saya.

K: Sikap buruk anda?

J: Ya. Semua orang bilang saya gampang marah atau semacam itulah.

K: Anda tidak setuju?

J: Ya saya tidak setuju. Saya tidak perlu berada di sini.

K: Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk membuktikannya?

J: Apa maksud anda?

K: Bagaimana anda dan saya bisa menunjukkan kepada mereka bahwa Anda tidak perlu ada di sini untuk konseling?

J: Bilang saja pada mereka bahwa saya tidak membutuhkannya!

K: Kita anggap saja tidak semudah itu, … saya tidak bisa hanya mengatakannya begitu saja. Anggap saja kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa anda tidak perlu ada di sini. Bagaimana cara kita melakukannya?

J: Saya tidak punya ide.

K: Mari kita berpura-pura saja bahwa Anda bisa melintasi waktu. Katakanlah bahwa anda masuk ke masa depan, beberapa bulan dari sekarang, dan saat itu kita sudah bekerja bersama-sama untuk mengatasi masalah anda … masalah yang membawa anda ke sini sekarang. Jadi anda melintasi waktu ke beberapa bulan ke depan dari sekarang, dan anda terbangun dan segalanya lebih baik. Apa yang akan anda lihat berbeda dalam kehidupan anda itu yang menunjukan kepada anda bahwa anda tidak lagi memerlukan konseling lagi?

J: Saya akan melihat bahwa semua orang tidak mencampuri urusan saya lagi.

(Konseli memberikan sasaran negatif (misalnya tidak ada sesuatu) sebagai sasaran yang difokuskan pada orang lain. Tugas konselor professional adalah menggerakkan konseli ke arah sasaran positif yang difokuskan pada dirinya.)

K: Jadi, kalau tidak, apa yang akan mereka lakukan?

J: Mereka akan bersikap baik kepada saya.

K: Oke. Seandainya mereka bersikap baik kepada anda, bagaimana dengan anda?

J: Saya akan bahagia.

(Konseli menyebabkan keadaan emosional. Pekerjaan konselor, sekali lagi adalah berusaha menggerakkan konseli ke arah tujuan perilaku dan tujuan berorientasi-tindakan.)

K: Oke, seandainya mereka baik kepada anda dan hal itu membuat anda bahagia, apa yang akan anda lakukan?

J: Saya akan tersenyum, dan bersikap baik.

K: Baiklah. “bersikap baik” itu seperti apa?

J: Mungkin saya akan bermain dengan adik laki-laki saya, rukun dengannya, dan mengajaknya jalan-jalan.

K: Oke. Jadi, anda rukun dengannya dan mengajaknya jalan-jalan. Apa lagi?

J: Saya tidak akan bertengkar dengan orang tua saya.

K: Lalu apa yang akan anda lakukan? Alih-alih bertengkar dengan orang tua anda?

Sekali lagi, upaya dilakukan untuk mengubah ketiadaan sesuatu menjadi ada.

J: Saya akan mengatakan “ya Bu” dan “tidak Bu” dan bersikap hormat. Mungkin saya kan menceritakan tentang pengalaman saya di hari itu atau semacamnya.

K: Jadi anda akan rukun dengan mereka dan menggunakan bahasa yang penuh hormat terhadap mereka serta menceritakan hal-ihwal diri anda dan kehidupan anda?

J: Ya. Seandainya kami rukun seperti itu, saya akan mengerjakan tugas-tugas rumah juga, dan mereka akan bangga kepada saya.

K: Bagaimana anda tahu kalau mereka bangga kepada anda?


J: Karena mereka akan bilang pada saya. Mereka semua akan kaget dan bahagia.

K: Jika mereka bilang pada anda bahwa mereka bangga dan bahagia, seperti apa hal itu bagi anda?

J: Hal itu akan membuat saya ingin berbuat lebih banyak lagi, bahkan mungkin untuk tugas-tugas sekolah.

K: Jadi anda melihat bahwa bagaimana anda melakukan sesuatu akan membuat mereka melakukAN sesuatu yang berbeda, yang kemudian membuat anda ingin melakukan lebih banyak lagi hal dengan cara berbeda?

(Penting untuk membuat klien melihat bahwa dengan memfokuskan pada perilakunya sendiri, dan bukan memaksa orang lain untuk berubah, mereka dapat menciptakan perubahan pada orang lain melalui ripple efect.)

J: Ya, saya melihatnya.

K: Saya melihat bahwa seandainya anda bisa melintasi waktu dan masalah ini teratasi, mungkin hal itu akan nampak seperti rukun dengan adik anda, menghormati orang tua anda, menceritakan tentang diri anda terhadap mereka, mengerjakan tugas-tugas rumah, mereka bangga kepada anda, kalian semua bahagia, bahkan mungkin berbuat lebih banyak untuk tugas sekolah anda?

J: Ya saya dapat melihat itu juga. Anda merasa kita harus menyelesaikan beberapa hal bukan?

#Belajar #konseling #SFBC #sambilmengetikbiaringat

Di ketik ulang dari buku Bradley T. Efford alih bahasa Drs. Helly Prajitno  (2015: 37-41)

Tentang fajarjuliansyah

Dulu, mahasiswa bimbingan dan konseling UPI yang punya minat khusus dalam psikoterapi kognitif. Sekarang Guru Bimbingan dan Konseling
Pos ini dipublikasikan di About Pshycology and Conseling dan tag , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar